Vandalisme di Merapi
Akhir bulan Januari lalu saya berkesempatan untuk melakukan pendakian ke Gunung Merapi. Saya bersama rombongan yang berjumlah tujuh orang melakukan pendakian melalui jalur Selo, Boyolali. Kami berangkat dari Basecamp Barameru pukul delapan malam agar bisa mendirikan tenda dan istirahat di Pasar Bubrah sebelum ke puncak. Kita sampai di Pasar Bubrah sekitar pukul satu dini hari.
Sekitar pukul tujuh pagi kita berangkat mendaki puncak dari Pasar Bubrah. Namun saya kaget karena saya menjumpai banyak vandalisme (aksi corat-coret) di sana. Batu-batu yang berserakan di pasar Bubrah dan beberapa batu di jalur pendakian banyak di corat-coret oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. Bahkan ada yang membuat grafiti di sebuah batu besar.
Sesampai di Puncak Garuda saya lebih kaget karena vandalisme juga ditemukan di sana. Bahkan batu besar yang merupakan bagian dari Puncak Garuda di corat-coret dengan cat semprot. Coretan-coretan dengan tipe-x pun banyak ditemukan di sana.
Hal ini patut menjadi perhatian bagi berbagai pihak khususnya pecinta alam. Saya kira orang yang melakukan pendakian ke gunung adalah orang-orang yang mencintai alam. Tapi beberapa di antara mereka adalah orang-orang yang egois dan angkuh. Mereka terlalu picik dengan menorehkan coretan nama mereka sebagai tanda kebanggaan bahwa mereka pernah di sana. Hal tersebut bukan sebuah kebanggan tapi aksi merusak alam. Keindahan pesona merapi pun berkurang karena vandalisme. Oleh karena itu mari kita mencintai alam dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
gambar dari: img291.imageshack.us/img291/8479/1000062io4
Posting Komentar untuk "Vandalisme di Merapi"